Gempar...!! Gerakan Pemurnian Alkitab untuk menghapus kata Allah, tidak pernah sehebat ini.
Hari semakin hari, desakan ini semakin kuat. Jadi jelas ini bukan lagi Perbuatan tangan Manusia, tapi Roh Kudus. Sebab bukan lagi hanya Para Theolog yang memaparkan, tetapi sudah banyak Pewahyaun-pewahyuan, yang murni tanpa hasil tangan manusia.
Dan bagi para Theolog, mohon kali ini jangan menertawakan Karya Roh Kudus, sebab anda harus ingat.."
Semua yang ditulis dalam Kitab Suci adalah Pewahyuan dari Roh Kudus juga". Sama seperti cara mereka menerima. Jadi kali ini Para Theolog tidak boleh merasa dirinya lebih Superior, karna mereka mempelajari Teks-teks Asli.
Penerjemahan ELOHIM, menjadi Allah, adalah sebuah kesalahan Fatal. Ini adalah Kesalahan terbesar yg pernah dilakukan LAI.
Sebab sekarang semua orang sudah tau "Allah" itu adalah Dewanya Kafir Quraish. Sebelum Muhammad mengadopsinya menjadi nama tuhannya.
Beberapa Theolog hebat seperti Bambang Noorsena & Manachem Ali, mungkin tidak mempersoalkan hal ini. Sebab menurut mereka ini adalah sebuah Fenomena biasa, dan disebut Fenomena Perubahan Bunyi.
Misalnya:
Yahsua (Ibrani), kemudian menjadi
Yeshu (Aram), Menjadi
Yesus (Indonesia), Menjadi
Jesus (Inggris), dan menjadi
ISA (Arab).
Jadi mereka membuat Perbuat perbandingan bahasa, terutama bahasa semit
Ibrani - Aram - Arab.ELOHIM (Ibrani) :
ELI (Aram) :
ALLAH (Arab)
"Lihat, mirip kan...!!!" Demikian kata mereka.
Jadi karena Kemiripan ini membuat mereka mengambil Kesimpulan, semuanya sama, yaitu Tuhan yang benar.
Jadi berbekal Kemiripan ini, mereka menghilangkan sama sekali Fakta Historis yang jelas-jelas membuat perbedaan yang sangat tajam, mana Sesembahan
Monotheisme (
Tuhan), dan mana Sesembahan
Polytheisme (
Dewa).
Yang kedua mereka lalai memperhatikan,
apakah Allah itu Nama atau Gelar.Sebab dalam Konsep orang Kristen, Allah itu adalah Gelar, bukan nama. Sebab nama Tuhan orang Kristen adalah Yesus. Sementara bagi orang Islam, Allah itu adalah Nama. Jadi nama Tuhannya orang Islam, adalah Allah. Jadi disini terjadi Perbedaan yang nyata sekali.
Sebab
jika Allah itu adalah Gelar, maka dia bisa di Translate. Ibrani
"ELOHIM", kebahasa Aram menjadi
"ELI", kebahasa Internasional Moderen (Inggris) menjadi
"GOD".
Sementara
jika Allah adalah Nama, maka kemanapun dia pergi, tetap akan menjadi
Allah. Sekalipun anda pergi Ke Amerika yg berbahasa Inggris sana, dia tetap akan menjadi
Allah, bukan
God.
Jadi dengan demikian jelaslah sudah, bahwa sebenarnya Allah itu adalah Nama Dewa, yang tidak akan bisa ditranslate dengan apapun.
Lalu kemudian beberapa Theolog, memberikan Pencerahan baru..
"Walaupun Allah itu asal mulanya dari Dewa, yang pentingkan Esensinya pada Tuhan yang Esa, yaitu Elohim. Sebab walaupun kita memakai kata itu, tujuan kita bukanlah untuk Dewa, tetapi Tuhan".Hal seperti inipun diterapkan oleh Islam Sufi, misalnya seperti Nurcholis Madjid atau yang biasa disebut Cak Nur
"Walaupun nama Allah itu diambil dari Dewa Pagan, yang penting adalah Esensinya. Bukan terhadap Dewa, tapi Tuhan yang Maha Kuasa"Oke, jikalau kata Esensi bisa kita pakai. Tapi masalahnya bagaimana dengan banyaknya berserakan Pewahyuan - Pewahyuan, bahwa
Allah itu mati,
Allah itu tidak berkuasa,
dll ?Masakan kita tidak memperhitungkan Pewahyuan-pewahyuan itu, yang semakin lama semakin banyak tiap hari.? Misalnya yang paling dekat, seorang teman saya berkata Bahwa dia pernah dikunjungi Tuhan Yesus. Lalu dia menanyakan banyak hal. Tapi dari banyak Pernyataan yang dia terima dari Tuhan Yesus, justru membingungkan dirinya sendiri.
Misalnya dia bertanya,
"Siapakah Allah itu?". Dan jawabannya sangat mencengangkan
"Allah itu Tidak Ada".
Perkataan ini sangat membingungkan dia. Sebab seumur hidupnya dia melihat kata Allah di Alkitab.
Lalu setelah beberapa waktu, oleh bimbingan Roh Kudus, diapun mengerti apa maksud perkataan Tuhan Yesus itu. Lalu sejak itu dia tidak lagi memakai kata Allah, tetapi Elohim.
Sebenarnya sudah banyak Pewahyuan seputar hal ini. Dan dibawah ini adalah beberapa Video yang bisa menjadi Referensi anda, untuk membuat Study atau Perbandingan.
1. Ketika dia mengusir Setan demi nama Allah, setan itu tidak pergi. Lalu ketika dia putus asa, dia mendapat sebuah suara "Gunakan nama Yesus". Maka diapun menggunakan nama itu, dan sekejap itu setannya pun pergi.
Simak Videonya disini
2. Dia berdoa memanggil nama Allah, tetapi dia tidak mendapatkan satu Suara atau Tanda apapun. Sehingga saking putus asanyapun, dia mencoba bunuh diri.
Namun detik-detik dia akan menembak kepalanya, dia mendapatkan sebuah Kunjungan yang Luar biasa dari Tuhan semesta alam. Dan Tuhan itu berkata "Aku Yahweh, dan namaku adalah YESUS".
Simak Videonya disini
3. Anda bisa tonton Video Penjelasan ini, mengenai asal usul kata Allah, yaitu dari Dewa Kafir Quraish.
Simak Videonya disini
Jadi jelaslah sudah,
"Elohim" tidak sama dengan
"Allah".
Namun Kebenaran ini, tidak lantas biasa-biasa saja. Justru Kebenaran ini mendatangkan masalah yang sangat besar. Pasalnya, kata "Allah" ini sudah sangat Fundamental. Ini bukanlah sebuah kesalahan biasa-biasa, yang bisa dirubah dengan enteng.
Misalnya seperti PARAKLETOS, yang seharusnya adalah "Penolong", lalu diterjemahkan jadi "Penghibur". Kalau kesalahan seperti ini tidak terlalu fatal. Dan jika itu dirubah sewaktu-waktu, semua orang akan terima-terima saja. Tidak, bukan seperti itu. Ini adalah sebuah Kesalahan yang sangat Mendalam.
Ibarat Rumah,
Kesalahan ini ada di Fondasi atau Basisnya. Jadi untuk memperbaikinya, akan terjadi Perombakan besar-besaran. Atau boleh dikatakan, Rumah itu akan di rombak ulang.
Sebab ini sudah Berurat Berakar dalam Iman Kristen, dari Generasi ke Generasi.
Jadi ini akan menimbulkan Gejolak Luar biasa, bagi Fondasi Keimanan Kristen.
Jadi inilah dia masalah terbesarnya,
Apa mungkin kita mencongkel kata "Allah", dari Alkitab ?Sebab bukan saja ini sudah Fundamental sekali, dari Generasi ke Generasi. Namun juga Ada begitu banyak
Lagu Pujian Penyembahan, yang memakai kata Allah. Misalnya salah satu lagu yg sangat terkenal
"Kau Allah yang besar, ajaib dan mulia. Kau Yesus yang slalu membuatku terpesona". Bagaimana mungkin lagu ini bisa dinyanyikan lagi, jika Allahnya diganti dengan Elohim ?
Tentu dengan sendirinya, lagu ini akan mati.
Lalu misalnya yang lain lagu
"Ya Allahku, aku hendak bermazmur bagimu". Lagu ini juga akan mati. Dan ada ratusan Lagu pujian Penyembahan lainnya juga akan mati.
Jadi ini
bagaikan Efek Domino, Dampaknya akan merambat kemana-mana.
Lantas dengan Pertimbangan-pertimbangan mengerikan ini, Apakah kita TIDAK AKAN mau mengikuti
Gerakan Pemurnian Roh Kudus ini, karena kita tidak siap untuk MEROMBAK besar-besaran
Culture Gereja yang telah ada, dari Generasi ke Generasi.
Jadi ini adalah sebuah
DILEMA yang benar-benar Luar Biasa, yang sedang melanda Gereja di
Zaman Pemurnian atau Akhir Zaman ini.
Jadi karena Dampaknya terkena pada anda semua, jadi semua orang bisa dan berhak memberikan & didengarkan pendapatnya, bukan hanya para Ahli atau Theolog saja.
Jadi silahkan berikan Pendapat anda...!!