Sejak  usia lima tahun, Lastri Tampubolon telah melihat hantu dan setan yang  sangat banyak. Hal itu membuatnya ketakutan. Roh jahat itu meneror  hampir setiap malamnya. Akibat terganggu atas hal tersebut, tak jarang  sang ayah sering bertindak kasar terhadapnya. Hal ini yang membuatnya  menjadi pribadi yang kasar.
Suatu hari lastri mengalami gangguan selama satu minggu layaknya orang yang kerasukan. Hal ini membuat keluarganya memanggil seorang dukun. Namun pernyataan seorang dukun itu sungguh tidak masuk akal. Menurutnya Lastri tidak perlu diobati karena Lastri akan menjadi seorang dukun yang hebat. Karena menurut sang dukun itu, terdapat banyak roh halus didalam jiwa Lastri. Orangtua Lastri pun percaya akan hal itu karena faktor ketidaktegaan terhadap penderitaan yang dialami anaknya.
Kejadian  itu belum usai. Suatu malam Lastri mengaku kemasukan roh dari nenek  moyangnya. Hidupnya seketika berubah. “Ada kekuatan yang luar biasa,  saya jadi suka untuk mengobati yang sakit. Dan saya digerakan oleh roh  itu, untuk mengobati.” Karena hal ini, desanya pun gempar akan  ketenarannya mengobati warga. Hal ini membuat sang ayahnya yang  terpandang di desa itu melaranga untuk membuka praktek pengobatan itu.
Ketika  tak berapa lama sang ayah meninggal, Lastri pun bertambah kuat ilmu dan  membuka praktek pengobantannya. Adakalanya dirinya dapat terbang dan  mengambil roh orang lain untuk digunakan memuaskan nafsunya. Namun hanya  orang yang hidup didalam Tuhanlah yang tidak mampu diganggunya. Adakalanya  dirinya merasa terganggu dengan masa depannya ketika melihat  teman-teman lainnya telah sukses dalam usaha, telah berumah tangga dan  mencapai taraf hidup yang memuaskan. Dikala kekuatannya bertambah, namun  kekhawatiran akan masa depan, terus menghantuinya.
Hingga  suatu ketika dirinya berteriak disebuah kebunnya untuk mempertanyakan  hadirat Tuhan. Lastri merasa ada suara yang menyuruhnya untuk memilih  dua jalan, jalan kanan untuk menjadi dukun yang besar dengan konsekuensi  menjadi gila, dan jalan kiri untuk mengikut Tuhan. Hal itu membuatnya  meminta saran kepada salah satu karibnya. Karibnya pun menghendaki  dirinya untuk tidak memilih suara menjadi dukun namun mendoakan yang  terbaik baginya.
 Lastri  pun memohon kepada Tuhan, agar didatangkan hamba Tuhan untuk membantunya  berdiskusi dan mengenal Firman Tuhan. Ketika beberapa hamba Tuhan  berdoa untuknya, Lastri pun mulai bermanifestasi. Seketika itupula  dirinya melihat ada roh ular, roh babi dan roh orang mati yang  membuatnya ketakutan saat ini.
Ketika  roh itu keluar, Lastri merasa bebannya terangkat dan dirinya merasa  kelegaan dan kelepasan. “dan disitulah saya bertobat, dan saya terima  Tuhan Yesus, jadi Tuhanlah Juruselamat saya.” Ungkapnya.
Setelah  mengalami pemulihan, dirinya berangkat ke Jakarta. Disanalah dirinya  bertumbuh didalam Tuhan Yesus dan meninggalkan perdukunan. “Iblis atau  roh perdukunan itu hanya menjatuhkan dan membodohi saya. Yesus baik  telah mengubahkan kehidupan saya, telah menyembuhkan saya, telah  melepaskan saya.”
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar