Seorang Sherly Sirait waktu itu tinggal di sebuah asrama 4 lantai. Pada suatu hari ia naik kelantai 4 dalam keadaan kelelahan. Seorang teman yang melihatnya mengatakan bahwa kemungkinan besar ia menderita penyakit tertentu. Benar saja, sampai di lantai 4, kedua kaki Sherly berubah menjadi biru.
Malam harinya kaki itu bukan hanya biru namun makin membengkak.
Terpikir oleh situasi itu, esok harinya ia memeriksakan diri ke klinik terdekat. Tapi karena fasilitas klinik yang terbatas, dokter hanya memberikan praduga yang ternyata sama persis dengan dugaan teman Sherly. Keadaan seperti itu biasanya berhubungan dengan ginjal…..Malam harinya kaki itu bukan hanya biru namun makin membengkak.
Sampai di rumah ibu angkatnya tersebut, sang ibu mulai menyadari bahwa sakit Sherly bukanlah sakit biasa lagi. Tubuhnya lemas namun berat badan seperti bertambah. Malam itu, Sherly dibawa lagi ke dokter. Urine dan darah Sherly diambil untuk diperiksa, dan terbuktilah bahwa Sherly menderita sakit ginjal.
Ginjalnya divonis bocor, dan urine telah bercampur dengan virus dan telah sampai di otak Sherly. Itulah yang menyebabkan Sherly sempat kehilangan kesadaran dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Bukan hanya itu, dokter mengatakan bahwa ginjal yang telah terinfeksi itu akan membuat Sherly tidak bisa lagi mempunyai keturunan, dan minimal selama 3 tahun ke depan ia akan tergantung pada obat. Dokter berkata, kalaupun ia sembuh akan ada efek-efek lain yang akan menimpanya.
Sherly sempat kehilangan semangat hidupnya karena semua itu. Ia tidak bereaksi dengan obat apapun yang masuk ke tubuhnya dan ia putus asa, tertekan dan tidak ada semangat lagi untuk melanjutkan hidup.
Di tengah situasi itu, ada orang-orang yang setia berdoa untuk kesembuhan agar terjadi dalam hidup Sherly. Mereka mengasihinya dan mau berdoa bersama dengan dia. Teman-teman kampusnya juga memberi semangat dan dorongan tak henti-hentinya pada Sherly. Tak tertinggal ibu angkatnya yang berdoa siang malam dengan keyakinan bahwa dia pasti sembuh dan bisa terus hidup. Orang tua kandung Sherly di Medan juga turut berdoa tak terputus.
Dan kuasa doa terbukti jua. Kesembuhan perlahan nyata dalam hidup Sherly. Vonis dokter mengenai penggunaan obat pagi siang malam selama 3 tahun sama sekali tidak terbukti. Hanya dalam kurun waktu satu setengah bulan saja ia meminum obat-obatan dokter dan iapun sembuh.
Disitulah Sherly melihat bahwa Yesus benar-benar telah menyembuhkan dia. Proses kesembuhan itu terjadi ketika dalam doanya ia percaya dan berkata bahwa ia pasti bisa sembuh. Imannya pada Yesus membangkitkan kembali semangat hidup dan kepastian bahwa kehidupan itu pasti menjadi miliknya.
Terakhir dia pergi ke dokter untuk diperiksa, penyakitnya terbukti hilang dan ia sembuh! Analisa semua membuktikan bahwa dirinya nihil penyakit. Sherly tahu bahwa kesembuhan ini mujizat dan merupakan kesempatan dari Tuhan baginya untuk hidup lagi kedua kalinya. Tuhan itu sangat baik!
Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Amsal 4: 20-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar