Seorang bocah perempuan dengan bahan peledak yang diikatkan di tubuhnya telah menewaskan lima orang dan melukai puluhan orang lainnya di sebuah pos pemeriksaan keamanan di luar sebuah pasar di kota Potiskum di Nigeria timur laut, Minggu (22/2/2015). Demikian kata sejumlah saksi.
"(Dia) menolak untuk diperiksa di pintu gerbang pasar dan sebuah perdebatan pun terjadi," kata Ibrahim Maishago, yang melihat serangan itu. "Dia meledakkan bom itu, menewaskan dirinya dan lima orang lainnya, dan banyak orang lain terluka."
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Namun, tudingan diarahkan ke kelompok militan Islam Boko Haram. Kelompok pemberontak itu telah menderita serangkaian kekalahan akibat serangan militer Nigeria dan sejumlah negara tetangga, yaitu Kamerun, Niger, dan Chad.
Seorang warga, Bala Potiskum, mengatakan, ia melihat puluhan orang yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah ledakan itu. Kedua saksi tersebut menggambarkan pengebom sebagai "gadis kecil", yang diperkirakan berusia tidak lebih dari delapan tahun.
Para milisi dari kelompok militan itu tampaknya sedang dalam pelarian di banyak wilayah Nigeria dan wilayah di dekat perbatasan, setelah mengalami serangan besar di semua sisi. Namun, mereka masih mempertahankan kemampuannya untuk melancarkan serangan kejutan yang mematikan.
Penggunaan pengebom bunuh diri perempuan, kadang-kadang gadis-gadis cilik, telah menjadi taktik umum Boko Haram sejak tahun lalu, sebagai serangan balas dendam terhadap warga sipil ketika kelompok itu berada di bawah tekanan.
Pasukan Nigeria yang didukung serangan udara merebut kota perbatasan Baga di timur laut dari Boko Haram pada Sabtu, kata pihak militer. Itu merupakan sebuah kemenangan yang signifikan dan merupakan salah satu dari serangkaian keberhasilan pada waktu akhir-akhir ini.
Presiden Goodluck Jonathan, yang sudah lama dikecam karena tidak mengambil tindakan lebih keras terhadap Boko Haram, menghadapi pemilihan umum pada 28 Maret dengan persoalan keamanan merupakan isu utama.
"(Dia) menolak untuk diperiksa di pintu gerbang pasar dan sebuah perdebatan pun terjadi," kata Ibrahim Maishago, yang melihat serangan itu. "Dia meledakkan bom itu, menewaskan dirinya dan lima orang lainnya, dan banyak orang lain terluka."
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Namun, tudingan diarahkan ke kelompok militan Islam Boko Haram. Kelompok pemberontak itu telah menderita serangkaian kekalahan akibat serangan militer Nigeria dan sejumlah negara tetangga, yaitu Kamerun, Niger, dan Chad.
Seorang warga, Bala Potiskum, mengatakan, ia melihat puluhan orang yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah ledakan itu. Kedua saksi tersebut menggambarkan pengebom sebagai "gadis kecil", yang diperkirakan berusia tidak lebih dari delapan tahun.
Para milisi dari kelompok militan itu tampaknya sedang dalam pelarian di banyak wilayah Nigeria dan wilayah di dekat perbatasan, setelah mengalami serangan besar di semua sisi. Namun, mereka masih mempertahankan kemampuannya untuk melancarkan serangan kejutan yang mematikan.
Penggunaan pengebom bunuh diri perempuan, kadang-kadang gadis-gadis cilik, telah menjadi taktik umum Boko Haram sejak tahun lalu, sebagai serangan balas dendam terhadap warga sipil ketika kelompok itu berada di bawah tekanan.
Pasukan Nigeria yang didukung serangan udara merebut kota perbatasan Baga di timur laut dari Boko Haram pada Sabtu, kata pihak militer. Itu merupakan sebuah kemenangan yang signifikan dan merupakan salah satu dari serangkaian keberhasilan pada waktu akhir-akhir ini.
Presiden Goodluck Jonathan, yang sudah lama dikecam karena tidak mengambil tindakan lebih keras terhadap Boko Haram, menghadapi pemilihan umum pada 28 Maret dengan persoalan keamanan merupakan isu utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar