Richard Morgan, mantan atheis yang kini menjadi seorang Kristen yang lahir baru, baru-baru ini berbicara kepada Apologetics315 tentang hidupnya yang telah berubah justru setelah bergabung dalam komunitas atheis di situs terkenal Richard Dawkins .
Dia menuturkan bahwa pada masa mudanya dia adalah seorang “Kristen biasa-biasa saja” yang secara konstan mencoba melakukan pencarian terhadap sesuatu apapun bentuknya, entah itu spiritual atau bukan. Mencoba menemukan jawaban pada suatu titik kehidupannya dia menemukannya pada gerakan Mormon yang mengubahnya menjadi seorang misionaris. Setelah menjadi misionaris, dia mulai mempertanyakan keyakinannya, yang akhirnya membuatnya meninggalkan kepercayaan Mormonnya.
Morgan terus mencari-cari sesuatu untuk menjadi pegangan hidupnya. Morgan berkata, "Saya menyadari bahwa mungkin sesungguhnya saya sedang mencari suatu konteks sosial di mana saya bisa diterima. Saya pikir pada dasarnya jauh di lubuk hati kita, kita semua ingin diterima dengan cara apa saja. "
Morgan satu hari mulai membaca buku Dawkins, The Blind Watchmaker yang merevolusi hidupnya dan membuat masuk akal semua yang telah dialaminya. Buku ini membuatnya mengalami pencerahan: Tidak ada yang perlu dicari, jadi berhentilah mencari dan lanjutkanlah hidup Anda.
Morgan kemudian berefleksi dari pengalamannya, "Saya punya perasaan bahwa saya tidak pernah benar-benar percaya pada TUHAN tapi saya mencari beberapa alasan psikologis yang tidak sehat [percaya] ... akhirnya keluar sebagai ateis benar-benar adalah pengalaman Haleluya bagi saya."
Minatnya dalam evolusi yang menyebabkan dia mengikuti Richard Dawkins. Setelah menemukan situs sebenarnya dari penulis, Morgan bersemangat untuk berkomunikasi dengan para ilmuwan dan filsuf yang menawarkan wawasan yang lebih dalam mengenai evolusi.
Namun, bukannya membahas sifat evolusi dalam "oasis pemikiran yang jernih," Morgan merasa ngeri saat mendapati di forum Atheist pertama bahwa lebih dari separuh orang menghabiskan waktu mereka untuk mengatakan hal-hal kasar tentang orang Kristen dan menggunakan bahasa yang sangat kotor.
Setelah menyaksikan secara langsung diskusi itu, Morgan setuju bahwa internet itu lebih merupakan tempat di mana orang bisa bersembunyi di balik anonimitas mereka dan mengatakan hal-hal kasar sebagai semacam terapi. Masih mencari jawaban, Morgan terus menjadi bagian dari komunitas itu, dan mengikut sebuah diskusi tentang surat terbuka Pendeta David Robertson yang membahas bab pertama buku Dawkins 'The God Delusion”.
Diminta untuk menulis respon untuk masing-masing bab Dawkins dalam buku ini, pendeta Skotlandia ini akhirnya mengkompilasi semua posting menjadi sebuah buku berjudul The Dawkins Letters.
Para anggota forum mulai mengkritik dan berkata-kata kasar terhadap tulisan Pendeta Robertson. Hal yang membuat Morgan terkesan adalah cara Pendeta Robertson merespons : Dia menjawab dengan ramah dan sopan. "Saya tidak tahu berapa jam ia harus habiskan hanya untuk menjawab dengan sangat tenang dan sopan untuk orang-orang yang mengirim penghinaan yang jahat dan kritik yang kasar," kenang Morgan.
"Dia terus datang kembali dan kadang-kadang dengan beberapa kata dari Kitab Suci."
Selama beberapa hari serangan berlanjut, sampai suatu hari seseorang mengatakan bahwa David Robertson adalah pembohong. Tapi Morgan di semua thread tidak melihat adanya kebohongan dan menanyakan di mana pendeta itu berbohong, membuatnya mendapatkan serangan kritik juga.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai melihat semakin banyak kebrutalan dan kekerasan dari chatting di forum itu. Ia mengingat satu posting mengejutkan di mana administrator situs telah menerbitkan sebuah artikel tentang nabi ekstremis Rusia yang mencoba bunuh diri ketika prediksinya untuk tanggal akhir dunia gagal menjadi kenyataan.
Beberapa post menanggapi kisah itu dengan turut berdukacita tetapi di sisi lain Morgan bertanya-tanya bagaimana setiap orang yang beradab bisa mengatakan mereka ingin melihat jasadnya. Dia menulis protesnya sebagai ekspresi kekecewaannya di forum, salah satu anggota dihormati di situs hanya menjawabnya dengan LOL-tertawa terbahak-bahak.
Saat itulah Morgan menyadari bahwa dia tidak ingin menjadi bagian dari orang-orang ini. "Aku tidak mengutuk semua ateis," ia menjelaskan dalam wawancara."Saya sedang berbicara tentang ateis anonim pada board diskusi internet dan pesan-pesan mereka mengekspresikan yang sangat negatif, kekanak-kanakan, [dan] penuh kebencian ..."
Kembali ke forum Atheist, Morgan membaca ulang perdebatan dan terkesan pada beberapa aspek partisipasi Robertson.
Pertama, kegigihan dan kehadiran terus-menerus dalam diskusi mengejutkan Morgan . Pendeta Robertson selalu datang kembali dan kadang-kadang bangun dua jam lebih awal di pagi hari untuk memberikan waktu dan tanggapan yang memadai terhadap kritik.
Kedua ia membela dirinya dengan cara dan prinsip yang kuat. Ia bukan tipe Kristen yang mengatakan "Aku cinta kalian semua dan kalian semua baik," tetapi dia adalah jenis orang Kristen yang berdiri untuk apa yang dia yakini .
Morgan mencetak lima puluh lebih halaman postingan Pendeta Robertson lalu membaca semuanya dan dia tidak menemukan adanya kebohongan. Justru yang ia temukan adalah kerendahan hati, kecerdasan, kepekaan, dan beberapa referensi Alkitab.
Dalam keadaan bingung, tanpa Tuhan, Morgan mulai memposting di forum Gereja Free Skotlandia, bagian pelayanan pendeta Robertsoni.
Morgan menulis untuk Robertson tentang bagaimana dia menghargai setiap tanggapan dan komentar, Morgan juga berbagi bagaimana dia tidak bisa percaya pada TUHAN. "Saya bukan seorang atheis karena saya ingin menjadi seorang ateis. Aku bukan ateis bahagia. Aku seorang atheis karena aku tidak bisa percaya kepada TUHAN. "
Menanggapi posting Morgan, Robertson, bertanya dua pertanyaan yang kemudian mengubah hidupnya:
1) Mengapa kamu tidak percaya kepada TUHAN?
2) Apa yang bisa membuat Anda percaya kepada TUHAN?
Mengabaikan pertanyaan pertama sebagai pertanyaan bodoh, reaksi awal Robertson untuk pertanyaan kedua adalah "Tentu tidak ada bukti-bukti."
Pada saat itu, respon naluriah Morgan adalah pada sebuah ayat ini, "Kita mengasihi karena ALLAH lebih dahulu mengasihi kita." Dan di saat itu, Morgan memahami istilah "anugerah yang luar biasa."
"Aku yakin tanpa penjelasan rasional bahwa TUHAN ada, bahwa ia mencintai saya tanpa menunggu saya untuk mencintainya, bahwa dia mencintaiku tanpa syarat tanpa menunggu saya untuk layak mendapatkannya."
"Sains dan filsafat adalah manifestasi indah kapasitas besar dari pikiran manusia, tetapi Firman Allah adalah kebenaran, dan kebenaran adalah apa yang diperlukan untuk membebaskan saya," ujar Morgan. "Hanya hubungan pribadi dengan TUHAN dapat membawa kita untuk apapun yang berarti, kebenaran pribadi, transendental."
Dalam pengalaman baru dengan TUHAN, ia kembali di situs Dawkins dan memposting tentang iman barunya itu. Respon yang dia dapat adalah penghinaan keji dan komentar, "Anda membutuhkan konseling" dan "Ini adalah gangguan otak sementara."
Tetapi sekarang, tiga tahun kemudian, "gangguan otak sementara" yang mempengaruhi Morgan terus bertahan dan berlanjut. Morgan masih kagum dan merasakan kasih Allah setiap hari.
"Saya tidak berhenti untuk tahu semua yang saya tahu sebelumnya dan saya tidak lupa semua yang saya pelajari tentang evolusi atau tiba-tiba kehilangan minat. Aku [hanya] menyadari betapa terbatasnya itu, bagaimana hal itu tidak bisa menjawab kebutuhan manusia yang terdalam.
"Ada kutipan Prancis terkenal yang mengatakan," Dalam hati setiap orang ada kekosongan. Saya menyadari kehadiran kekosongan itu dan bahwa hanya kasih Allah dapat mengisinya."
Morgan menasihati orang percaya untuk berbicara kepada orang-orang dalam bahasa mereka dan memelihara jalur komunikasi yang terbuka seperti yang dilakukan Robertson sebelumnya di forum Atheist, Morgan mengingatkan, "Tidak ada gunanya berbicara kebenaran jika Anda berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti orang di hadapan Anda. "
Berbicara kepada ateis, Morgan mengatakan, "Sains dan filsafat tidak punya jawaban untuk segalanya. Jika Anda bersedia untuk mendengarkan dengan pikiran terbuka dan hati yang terbuka dan hanya mengatakan 'mungkin saya tidak memiliki semua kebenaran,' yang merupakan tindakan kerendahan hati dan aku tahu bahwa TUHAN tidak pernah menolak atau mengabaikan tindakan kerendahan hati. "
Mengacu pada Wahyu 3 di mana TUHAN YESUS berbicara, "Aku berdiri di pintu dan mengetuk," Morgan menyimpulkan, "TUHAN YESUS mengundang Anda untuk datang dan mengetuk pintu. Dia mengatakan, "AKU di sini, saya berdiri di pintu, dan mengetuk." Yang harus Anda lakukan adalah membuka pintu dan mengundang DIA masuk " ...
Kesaksian Morgan sekarang menjadi bagian dari edisi revisi The Dawkins Letters, oleh David Robertson.
Dia menuturkan bahwa pada masa mudanya dia adalah seorang “Kristen biasa-biasa saja” yang secara konstan mencoba melakukan pencarian terhadap sesuatu apapun bentuknya, entah itu spiritual atau bukan. Mencoba menemukan jawaban pada suatu titik kehidupannya dia menemukannya pada gerakan Mormon yang mengubahnya menjadi seorang misionaris. Setelah menjadi misionaris, dia mulai mempertanyakan keyakinannya, yang akhirnya membuatnya meninggalkan kepercayaan Mormonnya.
Morgan terus mencari-cari sesuatu untuk menjadi pegangan hidupnya. Morgan berkata, "Saya menyadari bahwa mungkin sesungguhnya saya sedang mencari suatu konteks sosial di mana saya bisa diterima. Saya pikir pada dasarnya jauh di lubuk hati kita, kita semua ingin diterima dengan cara apa saja. "
Morgan satu hari mulai membaca buku Dawkins, The Blind Watchmaker yang merevolusi hidupnya dan membuat masuk akal semua yang telah dialaminya. Buku ini membuatnya mengalami pencerahan: Tidak ada yang perlu dicari, jadi berhentilah mencari dan lanjutkanlah hidup Anda.
Morgan kemudian berefleksi dari pengalamannya, "Saya punya perasaan bahwa saya tidak pernah benar-benar percaya pada TUHAN tapi saya mencari beberapa alasan psikologis yang tidak sehat [percaya] ... akhirnya keluar sebagai ateis benar-benar adalah pengalaman Haleluya bagi saya."
Minatnya dalam evolusi yang menyebabkan dia mengikuti Richard Dawkins. Setelah menemukan situs sebenarnya dari penulis, Morgan bersemangat untuk berkomunikasi dengan para ilmuwan dan filsuf yang menawarkan wawasan yang lebih dalam mengenai evolusi.
Namun, bukannya membahas sifat evolusi dalam "oasis pemikiran yang jernih," Morgan merasa ngeri saat mendapati di forum Atheist pertama bahwa lebih dari separuh orang menghabiskan waktu mereka untuk mengatakan hal-hal kasar tentang orang Kristen dan menggunakan bahasa yang sangat kotor.
Setelah menyaksikan secara langsung diskusi itu, Morgan setuju bahwa internet itu lebih merupakan tempat di mana orang bisa bersembunyi di balik anonimitas mereka dan mengatakan hal-hal kasar sebagai semacam terapi. Masih mencari jawaban, Morgan terus menjadi bagian dari komunitas itu, dan mengikut sebuah diskusi tentang surat terbuka Pendeta David Robertson yang membahas bab pertama buku Dawkins 'The God Delusion”.
Diminta untuk menulis respon untuk masing-masing bab Dawkins dalam buku ini, pendeta Skotlandia ini akhirnya mengkompilasi semua posting menjadi sebuah buku berjudul The Dawkins Letters.
Para anggota forum mulai mengkritik dan berkata-kata kasar terhadap tulisan Pendeta Robertson. Hal yang membuat Morgan terkesan adalah cara Pendeta Robertson merespons : Dia menjawab dengan ramah dan sopan. "Saya tidak tahu berapa jam ia harus habiskan hanya untuk menjawab dengan sangat tenang dan sopan untuk orang-orang yang mengirim penghinaan yang jahat dan kritik yang kasar," kenang Morgan.
"Dia terus datang kembali dan kadang-kadang dengan beberapa kata dari Kitab Suci."
Selama beberapa hari serangan berlanjut, sampai suatu hari seseorang mengatakan bahwa David Robertson adalah pembohong. Tapi Morgan di semua thread tidak melihat adanya kebohongan dan menanyakan di mana pendeta itu berbohong, membuatnya mendapatkan serangan kritik juga.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai melihat semakin banyak kebrutalan dan kekerasan dari chatting di forum itu. Ia mengingat satu posting mengejutkan di mana administrator situs telah menerbitkan sebuah artikel tentang nabi ekstremis Rusia yang mencoba bunuh diri ketika prediksinya untuk tanggal akhir dunia gagal menjadi kenyataan.
Beberapa post menanggapi kisah itu dengan turut berdukacita tetapi di sisi lain Morgan bertanya-tanya bagaimana setiap orang yang beradab bisa mengatakan mereka ingin melihat jasadnya. Dia menulis protesnya sebagai ekspresi kekecewaannya di forum, salah satu anggota dihormati di situs hanya menjawabnya dengan LOL-tertawa terbahak-bahak.
Saat itulah Morgan menyadari bahwa dia tidak ingin menjadi bagian dari orang-orang ini. "Aku tidak mengutuk semua ateis," ia menjelaskan dalam wawancara."Saya sedang berbicara tentang ateis anonim pada board diskusi internet dan pesan-pesan mereka mengekspresikan yang sangat negatif, kekanak-kanakan, [dan] penuh kebencian ..."
Kembali ke forum Atheist, Morgan membaca ulang perdebatan dan terkesan pada beberapa aspek partisipasi Robertson.
Pertama, kegigihan dan kehadiran terus-menerus dalam diskusi mengejutkan Morgan . Pendeta Robertson selalu datang kembali dan kadang-kadang bangun dua jam lebih awal di pagi hari untuk memberikan waktu dan tanggapan yang memadai terhadap kritik.
Kedua ia membela dirinya dengan cara dan prinsip yang kuat. Ia bukan tipe Kristen yang mengatakan "Aku cinta kalian semua dan kalian semua baik," tetapi dia adalah jenis orang Kristen yang berdiri untuk apa yang dia yakini .
Morgan mencetak lima puluh lebih halaman postingan Pendeta Robertson lalu membaca semuanya dan dia tidak menemukan adanya kebohongan. Justru yang ia temukan adalah kerendahan hati, kecerdasan, kepekaan, dan beberapa referensi Alkitab.
Dalam keadaan bingung, tanpa Tuhan, Morgan mulai memposting di forum Gereja Free Skotlandia, bagian pelayanan pendeta Robertsoni.
Morgan menulis untuk Robertson tentang bagaimana dia menghargai setiap tanggapan dan komentar, Morgan juga berbagi bagaimana dia tidak bisa percaya pada TUHAN. "Saya bukan seorang atheis karena saya ingin menjadi seorang ateis. Aku bukan ateis bahagia. Aku seorang atheis karena aku tidak bisa percaya kepada TUHAN. "
Menanggapi posting Morgan, Robertson, bertanya dua pertanyaan yang kemudian mengubah hidupnya:
1) Mengapa kamu tidak percaya kepada TUHAN?
2) Apa yang bisa membuat Anda percaya kepada TUHAN?
Mengabaikan pertanyaan pertama sebagai pertanyaan bodoh, reaksi awal Robertson untuk pertanyaan kedua adalah "Tentu tidak ada bukti-bukti."
Pada saat itu, respon naluriah Morgan adalah pada sebuah ayat ini, "Kita mengasihi karena ALLAH lebih dahulu mengasihi kita." Dan di saat itu, Morgan memahami istilah "anugerah yang luar biasa."
"Aku yakin tanpa penjelasan rasional bahwa TUHAN ada, bahwa ia mencintai saya tanpa menunggu saya untuk mencintainya, bahwa dia mencintaiku tanpa syarat tanpa menunggu saya untuk layak mendapatkannya."
"Sains dan filsafat adalah manifestasi indah kapasitas besar dari pikiran manusia, tetapi Firman Allah adalah kebenaran, dan kebenaran adalah apa yang diperlukan untuk membebaskan saya," ujar Morgan. "Hanya hubungan pribadi dengan TUHAN dapat membawa kita untuk apapun yang berarti, kebenaran pribadi, transendental."
Dalam pengalaman baru dengan TUHAN, ia kembali di situs Dawkins dan memposting tentang iman barunya itu. Respon yang dia dapat adalah penghinaan keji dan komentar, "Anda membutuhkan konseling" dan "Ini adalah gangguan otak sementara."
Tetapi sekarang, tiga tahun kemudian, "gangguan otak sementara" yang mempengaruhi Morgan terus bertahan dan berlanjut. Morgan masih kagum dan merasakan kasih Allah setiap hari.
"Saya tidak berhenti untuk tahu semua yang saya tahu sebelumnya dan saya tidak lupa semua yang saya pelajari tentang evolusi atau tiba-tiba kehilangan minat. Aku [hanya] menyadari betapa terbatasnya itu, bagaimana hal itu tidak bisa menjawab kebutuhan manusia yang terdalam.
"Ada kutipan Prancis terkenal yang mengatakan," Dalam hati setiap orang ada kekosongan. Saya menyadari kehadiran kekosongan itu dan bahwa hanya kasih Allah dapat mengisinya."
Morgan menasihati orang percaya untuk berbicara kepada orang-orang dalam bahasa mereka dan memelihara jalur komunikasi yang terbuka seperti yang dilakukan Robertson sebelumnya di forum Atheist, Morgan mengingatkan, "Tidak ada gunanya berbicara kebenaran jika Anda berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti orang di hadapan Anda. "
Berbicara kepada ateis, Morgan mengatakan, "Sains dan filsafat tidak punya jawaban untuk segalanya. Jika Anda bersedia untuk mendengarkan dengan pikiran terbuka dan hati yang terbuka dan hanya mengatakan 'mungkin saya tidak memiliki semua kebenaran,' yang merupakan tindakan kerendahan hati dan aku tahu bahwa TUHAN tidak pernah menolak atau mengabaikan tindakan kerendahan hati. "
Mengacu pada Wahyu 3 di mana TUHAN YESUS berbicara, "Aku berdiri di pintu dan mengetuk," Morgan menyimpulkan, "TUHAN YESUS mengundang Anda untuk datang dan mengetuk pintu. Dia mengatakan, "AKU di sini, saya berdiri di pintu, dan mengetuk." Yang harus Anda lakukan adalah membuka pintu dan mengundang DIA masuk " ...
Kesaksian Morgan sekarang menjadi bagian dari edisi revisi The Dawkins Letters, oleh David Robertson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar