Ia juga dapat membantu orang yang kesulitan seperti terlilit hutang. Ia cukup membacakan mantera dan roh manusia yang berhutang itu tertangkap dan dapat diajak berdialog serta menanyakan kepada si penghutang itu, kapan dapat melunasi hutang dan jikalau tak sanggup melunasi hutang maka roh orang itu ditangkap dan dihukum. Pada suatu hari, ia didatangi seorang pendeta yang berbicara tentang Tuhan yesus. Namun, ia tidak tertarik dengan pembicaraaan mengenai Tuhan yesus dan pendeta itu mengatakan akan mengunjungi Eku pada hari Jumat. Ia menyetujui permintaan hamba Tuhan itu. Dalam hatinya ia mengatakan, jangankan hari Jumat, malam inipun dia datang di rumah, saya akan mencelakakannya.
Malam itu, Eku mulai membaca mantera ingin mencelakakan hamba Tuhan itu. Sementara membaca mantera, tiba-tiba mantera itu kembali pada dirinya sehingga ia terpental. Dengan sekuat tenaga ia mengerahkan seluruh kekuatannya, namun tetap juga gagal.
Tibalah waktunya pada hari yang dijanjikan yaitu hari Jumat. Sebelum membahas firman Tuhan, Eku bertanya pada pak pendeta, siapakah yang menjadi gurumu? Pak pendeta menjawab adalah Tuhan yesus. Pak pendeta mulai membahas isi firman Tuhan. Eku tidak tertarik dan sedikit kecewa dengan cerita pak pendeta. Dia ingin menjadi murid dari guru yang hidup bukan Tuhan Yesus yang menurutnya tidak ada dan sulit untuk dipercayai oleh manusia sebab tidak pernah dilihat oleh manusia. Eku menceritakan pada pak pendeta bahwa gurunya adalah orang sakti. Dia juga menceritakan rencananya yang ingin mencelakakan pak pendeta.
Pak pendeta lalu menumpangkan tangan di atas kepalanya dan mendoakan Eku agar kuasa roh jahat dan ilmu hitam yang ada dalam dirinya keluar dari dalam tubuhnya. Tubuhnya menjadi kejang. Ada sesuatu yang dia rasakan saat itu tak seperti biasanya, dia merasa tenang dan damai. Namun, Eku belum sepenuhnya menerima Tuhan yesus dalam hidupnya.
Pada suatu hari, sekitar pukul 17.30, ketika ia baru kembali dari kantor ia merasakan ada roh yang menguasainya. Tiba-tiba muncul dihadapannya wajah yang menakutkan.Eku sangat ketakutan melihat wajah yang menyeramkan itu. Oleh karena dia belum mengerti benar tentang firman Tuhan, langkah satu-satunya yang dilakukan adalah membaca mentera. Semua mantera yang dibacakan keluar dari mulutnya, tapi kuasa yang diberikan pak pendeta ketika menumpangkan tangan sangat luar biasa. Sementara itu, wajah yang menyeramkan itu terus menakutinya. Saat itu dia teringat nama Tuhan Yesus dan langsung menyebut, dalam nama Tuhan Yesus, enyahlah kau iblis. Wajah itu langsung hilang dari hadapannya dan Eku menjadi tenang. Dia benar-benar merasakan kuasa Tuhan mengalahkan kuasa iblis.
Mulai saat itu, Eku meninggalkan dunia ilmu hitam dan tidak menyesal meninggalkan semua cara hidupnya yang lama. Hanya di dalam kuasa Tuhan segala sesuatu dapat terjadi. Kini dia mempersembahkan seluruh kehidupannya bagi Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar